Ini benar sayang, aku belum puas menatap wajahmu semalam. Lekuk hidungmu yang menjatuhkan, lesung pipimu yang merindukan, senyum serta pandanganmu yang teduh dan menyegarkan. Sungguh aku ingin selalu di sana, berlama-lama, bercengkerama di sana. Di sana aku sembuh, beberapa bagian yang telah menjadi rongsokan dalam diriku menjadi pulih. Jika ada malam yang tak kunjung reda, biarlah hari ini saja. Biarlah mataku sembunyi dari sebalik sudut gelap, menuju terang dimana kau ciptakan taman bunga tak kenal musim di sana, di wajahmu.
Bagaimana kalau kau ajari aku cara menyimpanmu saja, agar kau tetap di sini, bersamaku? Merupa jejak dingin yang tertingal di jendela, atau sekedar mengingat mimpi yang tak kunjung selesai. Aku tak ingin sendiri, inginku malam ini. Meski harus kuakui dihari-hari biasa malam tak pernah membiarkanmu dalam hilang, dalam pulas mimpi orang-orang kelelahan.
Ah, aku tak mungkin terus memaksamu di sini. Memaksakan kehendak sendiri yang belum pasti kau sukai. Lagi pula bibirmu belum sempat mempubliskannya, :)
Sekejap pagi menjadi dingin. Lalu diantara kita hanya diam, mata terpejam sampai kabut membasah. Membiarkan mesra tetes bening menyentuh dedaunan secara perlahan. Kita terlelap.
*---------------------------
*---------------------------
- Malang, 17 September 2012
Tweet |
10 komentar:
rongsokan. . . ? ? ?
Jarang dipakek, pernah hancur beberapa kali.
MAU???
masih bisa didaur uLang g'. . ? ?
Bisa, berminat??
kaLo iya,, emg'e boLeh. . ? ?
Emang seberapa berminat kamu sama sesuatu yang sudah bener-bener rusak??
kaLo g boLeh y udaaah. .
Selesaikan urusanmu dulu..
kaLo emg g boLeh y sudaaah. . .
:)
Posting Komentar