Kamis, 14 Februari 2013

Fucklentine's

Pus,

Adakalanya hari kita kelam berawan, tapi tidak berarti kita tersesat, bukan? Entahlah, tiba-tiba aku merasa demikian. Kita tahu ini bukan perasaan yang baik, bahkan terkadang terasa sangat tidak baik, sehingga perlahan nafas kita berubah menjadi mendung-mendung kelam, yang kemudian membimbing mata kita menjadi hujan. Jika memang demikian, Pus, biarlah sesuatu yang mencair itu membasahi bagian diri kita yang tandus, menyejukkan dan menumbuhkan kembali mimpi-mimpi kita yang mengering. Bukankah rumput yang basah tak akan mudah terbakar?

Pus, kita pernah merasa luka. Kita pernah merasa buta, kehilangan cahaya yang mengalir ke setiap sudut mata. Namun tetap bersyukurlah Pus, setidaknya sampai detik ini masih ada yang rela terjaga mengakrabi keegoisan kita - walaupun kecil, meskipun kerdil.

Pus, perjalanan ini memang tidak selalu indah. Adakalanya kita tertawa bangga, ada masanya kita menangis jatuh, terinjak, kemudian merasa keadaan telah memperdaya kita. Barangkali itulah sebuah perjalanan. Maka jika kau mulai merasa lelah, atau mulai jengah menginjak kerikil-kerikil di depan. Pejamkanlah matamu, rasakan kehadiranku. Jangan takut Pus, ada aku di sini - Tubuh yang bersedia memelukmu dalam setiap jerit ketakutanmu.

Pus, meski ini bukanlah jalan yang pernah kita inginkan, aku bersyukur bertemu denganmu di jalan ini. Perjumpaan kita di sini mungkin bukanlah sesuatu yang sebelumnya pernah kita inginkan, tapi paling tidak di sini kita telah membuktikan bahwa segala sesuatu bisa saja berubah menjadi apa dan bagaimana saja, sehingga kita harus merubah arah dan meraba tumpuan kemana jejak selanjutnya akan kita ciptakan – Setidaknya perjumpaan kita telah membuktikan bahwa indah adalah bukan soal (si)apa yang kita pilih, tetapi tentang apa yang kita usahakan untuknya.

Aku tidak akan memperparah ketidakjujuranku dengan mengatakan aku selalu mencintaimu. Tingkahku, tutur kataku seringkali menyakitimu. Adakalanya aku merasa menjadi seseorang yang paling membencimu. Tetapi apalah arti keduanya, mencintaimu ataupun membencimu bagiku tetaplah membuatmu selalu ada dalam diriku. Aku bahagia bisa berjalan bersamamu di jalan ini. Dan (semoga) aku akan lebih berbahagia jika kita selalu bersama di sepanjang jalan berikutnya. Maka jagalah selalu kebahagiaanku, dan aku akan selalu berjalan bersamamu – menapaki jalan ini dengan yakin, sebesar keyakinanmu untuk terus dan selalu menjalani serta menjaga bahagia bersamaku.

Maaf, cuma ini cokelat untukmu.

| Office, 12:00 - 04:31 WIB | 14 Februari 2013 | 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...