Kamis, 21 Juni 2012

Untukmu Wanita


Hatimu, aku selalu bermimpi suatu saat nanti berkunjung kesana. Bukan sebagai pelarian untuk mendamaikan kegelisahanku, sebab tak ada yang perlu ku damaikan ketika ku rasa dekat denganmu. Aku ingin bertemu denganmu di sana, di hatimu, yang selalu menyisakan tempat nyaman dalam setiap ketidaknyamanan serta keterasingan yang kau dapatkan dari dunia.

Hatimu, aku ingin tumbuh dan hidup di sana. Merasakan kedamaian dari bilik yang menjadi tempat spesial yang kau persembahkan untuk seseorang yang selalu kau sebut namanya dalam setiap sujud di keheningan malammu. Aku ingin berbaring di lapangnya hati yang selalu kau sediakan untuk siapa saja yang pernah menyakitimu, merasakan indah serta lembut yang biasa kau sampaikan kepada mereka melalui tingkah serta lakumu.

Hatimu, ijinkan aku ke sana. Melangkah bersamamu serta merayakan keberhasilan atas setiap tetes air mata yang kau tumpahkan dalam sujud serta doamu. Maafkan kami yang demikian bodoh melupakan sentuhan lembutmu. Maafkan kami yang demikian sombong lupa bagaimana kau menyuapi kami, memandikan kami, mengusap kepala kami, serta mengajari kami bagaimana tentang dunia yang tak selalu suci. Maafkan kami yang selama ini begitu pemalu mengakuimu sebagai wanita kami.

Maafkan kami yang lupa bagaimana engkau terbangun di tengah malam demi melayani kami yang merengek dengan sadis. Maafkan kami wanita, kami tak selalu ingat bagaimana kau rela kedinginan atau terjaga sampai pagi demi melihat kami tidur nyenyak dengan selimut yang membalut tubuh kami. Maafkan kami yang demikian pelupa bagaimana air matamu menetes ketika menyaksikan kami terbaring lemah tak berdaya. Sementara kau wanita, tetap saja begitu mulia memendam ketulusan dalam senyum yang tak pernah berubah.

Maka katakanlah wanita, katakanlah bagaimana aku bisa sampai ke sana, sampai di hatimu dan kembali menangis tanpa rasa malu. Katakan kepadaku yang begitu pelupa, bagaimana tempat separuh surga yang biasa ku habiskan semasa kecil dulu. Katakan kepadaku tempat biasa aku merengek, menangis, serta melampiaskan apa saja yang ku anggap menyebalkan. Katakanlah, katakanlah wanita tentang tempat separuh surga itu agar aku bisa kembali ke sana serta menikmati dekapanmu lagi.

Dan sungguh aku ingin ke sana. Ke hangat pelukmu, ke lembut belaianmu, ke nyaman pangkuanmu. Kan kutakan segala rindu serta kegalauanku terhadap dunia yang terkadang tak lagi menyisakan keramah-tamahan lagi bagiku.

Wanitaku, aku rindu dan ingin menangis lagi di pangkuanmu. Bukan di sini, di pangkuanmu saja.



- Lord Rock, 21 Juni 2012 -

2 komentar:

Susan Lolo Bua mengatakan...

aww..! menyentuh hati.

Sebuah Pelarian mengatakan...

Terima kasih atas follow dan apresiasinya mbak susan. Selamat berkunjung kembali...

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...