Jumat, 08 Juni 2012

Untukmu Seseorang Yang Entah Dengan Nama Siapa Aku Sebut


Untukmu seseorang yang entah dengan nama siapa aku sebut.

Dengarkan ini, bagian kecil mimpiku yang telah lama menjadi menu ketika ku baringkan tubuh penatku di alas berdebu. Sebuah rasa yang coba ku katakan dari balik tembok lembab dan berlubang.

Dengarkan aku, dan coba katakan sesuatu untukku.
Tentang pencarian ini, tentang mimpi-mimpi yang belum sempat kita nikmati, tentang persinggahanmu. Tentang apa saja. Katakan bahwa engkau juga sedang mencariku.

Sedang apa dan di mana kau sekarang? Ingin sekali rasanya tiap hari memanggilmu dengan bahasa lembut yang belum sempat dikatakan Muhammad kepada Aisyah yang menjadikannya merah merona. Menyapamu dengan manja, dan ku katakan sesuatu yang sederhana yang mampu membuatmu luar biasa.

Wahai seseorang yang entah dimana. Dengarkanlah, suatu saat nanti aku akan ke rumahmu. Berpakaian rapi dengan kemeja beraroma wangi yang tak biasa ku pakai. Tak akan terlihat lagi tingkah manja yang tampak ketika ku parkir tumpanganku. Tak akan ada yang bisa kau lakukan selain mengintip kehadiranku dari balik jendela rumahmu.

Kau tak akan mampu berkata sesuatu. Hanya ucapan syukur, lalu kan kau rasakan sesuatu yang jatuh dari kedua matamu. Akan aku buat kau mengerti bagaimana rasanya seluruh alam bekerja sama membahagiakan dirimu. Karena hari itu aku tidak hanya datang dengan tumpanganku, aku datang bersama kedua orang tuaku.

Maka dengarkanlah detak jantungmu yang semakin keras. Dengarkanlah ia yang menjadi nada bahagia seiring keyakinanku datang di hari itu. Katakan untuknya sesuatu yang paling perasa dalam dirimu, lalu rasakan apa yang aku sampaikan. 

Maka hari itu kau tak akan lagi meragukan niatku. Kau tak lagi berdaya dihadapkan kenyataan paling istimewa yang terhidang di depan mata. Lalu, akan kau rasakan sesuatu yang membuat dadamu terasa sesak, dan semakin sesak. Bukan beban, juga bukan tanda kau belum makan. Rasa tak biasa yang tak akan pernah kau lupakan di sisa kehidupanmu.

Untukmu yang entah dengan nama siapa aku sebut.
Sama sepertimu, percayalah aku sangat merindukan akan datangnya hari itu. Hari dimana tak akan ada lagi yang bisa kau lakukan ketika ku memaksamu menumpahkan segala air mata yang sejak dulu kita peras bersama. Air mata yang mengalir seiring luka di masa-masa sebelumnya.

Maka tunggu saja hari itu. Dan mintalah kepada Tuhan agar iman kita yang sekulit bawang ini mampu tetap bertahan. Mintalah kepada-Nya agar Ia segera mempertemukan kita. Dan semoga apa yang sama-sama kita rasa ini bukanlah sebuah dosa. 



NOTE:
- Inspired Momen by Fahd Djibran
- Music Yovie & The Nuno by Alifa Nabila
- Foto diambil dari SINI, ;-)
- Malang, 08 Juni 2012

3 komentar:

L mengatakan...

~Suatu hari nanti Tuhan akan mempertemukanmu dengan orang yang tepat, yang membuatmu tak meminta lebih dari apa yang telah kau dapat~

Sebuah Pelarian mengatakan...

Yang tak akan membuat kita ingin berlari di derasnya hujan. Semoga...

L mengatakan...

Aamiin3... ~

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...