Jumat, 30 Maret 2012

Jadikan Aku Televisi

Suatu hari seorang guru wanita meminta murid-muridnya di sebuah sekolah dasar (SD) untuk menulis sebuah karangan, inti tulisannya adalah meminta kepada Allah agar di beri apa saja yang mereka inginkan.

Setelah guru ini kembali ke rumahnya, lalu dia mulai membuka semua karangan murid-muridnya. Tiba-tiba dia terfokus dengan satu karangan yang di tulis oleh seorang anak, sehingga membuatnya terharu dan sampai menangis. Kebetulan sewaktu dia sedang membaca tulisan anak muridnya, suaminya masuk rumah setelah pulang dari tempat kerja.

Setelah masuk suaminya keheranan melihat sang istri menangis, lalu berkata: "Apa yang membuatmu menangis istriku?"

Istrinya menjawab: "Sebuah karangan bebas di tulis oleh salah seorang muridku. Silahkan kamu baca sendiri!"

Lalu suaminya pun membaca tulisan murid tersebut, yang berbunyi:

"Ya Allah pada petang ini aku memohon kepada-Mu akan satu permintaan, Ya Allah, Jadikanlah Aku Televisi...

Aku ingin menempati tempatku, aku ingin hidup seperti yang lainnya, dianggap dan diberlakukan semestinya, agar aku bisa mendapat tempat khusus dirumah. Sehingga semua keluargaku bergerumun di sekelilingku.

Mereka benar-benar serius mendengar kata-kataku, sehingga aku menjadi pusat perhatian mereka. Mereka mendengarkan aku tanpa harus memotong kata-kataku dan tanpa membalas dengan pertanyaan serta kemarahan, aku ingin mendapat servise istimewa sebagaimana yang mereka lakukan terhadap televisi. Sehingga walaupun aku tidak hidup, aku ingin di temani oleh ayah ketika beliau pulang kerja, menghibur ayah sewaktu penat.

Aku ingin ibuku benar-benar memperhatikanku, hingga walaupun beliau lagi kesal atau sedih, beliau tetap bersedia duduk manis menyimakku. Aku ingin saudara-saudaraku tidak bertengkar karena lebih memilih untuk duduk menemaniku, aku ingin keluargaku menghabiskan sebagian waktunya bersamaku.

Akhirnya untuk yang kesekian kali, aku ingin dari-Mu wahai Tuhan-ku agar Engkau sudi kiranya menjadikan aku televisi agar aku mampu membahagiakan mereka. Agar aku bisa menghibur mereka semua.

Ya Rabb aku tidak meminta dari-Mu sesuatu yang banyak, aku hanya meminta agar aku bisa hidup seperti televisi."

Setelah membaca tulisan tersebut, sang suami berkata sambil mendesus, "Ya Allah, anak ini benar-benar kasihan sekali, betapa jahat orang tuanya!
Namun sang istri semakin keras tangisannya, lalu berkata sambil terisak: "Yang kamu baca itu adalah karangan yang ditulis oleh ANAK KITA!!".


Digubah sedikit dari Zilzaal

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...