
Miris, dalam begitu menyentuh.
Maaf, aku bukan lagi bercanda, atau mentertawakan teks yang ditulis dengan bahasa jiwa.
Apa lagi sengaja membuka luka yang masih begitu pedih kau rasa.
Memang, harus ku akui ada sesuatu yang jatuh dari pelupuk mataku ketika ku saksikan saksi bisu itu mengalir dalam darah dan air matamu.
Karena pada kenyataannya, kematian yang paling menyakitkan bagi manusia bukanlah kematian yang terjadi pada dirinya, melainkan kematian yang terjadi pada orang yang paling disayanginya.
Dan kini, kau merasakan itu.
Sabar kawan, bukan air mata yang ia tumpahkan di sana.
Tapi senyum manis yang mengembang karena kau mampu menjaga hati yang sempat dititipkannya. Semoga...
Tweet |
0 komentar:
Posting Komentar